10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now | Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswa-siswinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap para siswanya. Siswa atau dalam bahasa pesantren santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya, Nama santri merupakan sebutan khas bagi para penuntut ilmu yang belajar dan tinggal di pondok pesantren.

Disetiap pondok pesantren memiliki khas sendiri yang biasanya tidak dimiliki oleh pesantren-pesantren yang lain. Kekhasan dan ini lah yang menjadi ukuran peminat oleh para orang tua santri dan santri-santri itu sendiri.

Terkhususnya bagi masyarakat Jabodetabek nyantri atau mondok identik dengan hal-hal yang bernuansa kuno, Para santrinya dilarang berpenampilan gaul, harus pakai busana muslim, dilarang ini-itu dan lain sebagainya. Stigma seperti ini harus dibuang jauh-jauh. Karena pesantren zaman now lebih dinamis dan mengikuti perkembangan zaman. Bahkan sudah banyak beberapa pesantren memasukan kurikulum modern serta mendukung potensi bakat para santrinya dalam bidang apapun diantaranya bidang seni, olahraga, keterampilan, kreatifitas dan masih banyak sekali.

Baca Juga : Tata Cara, Niat dan keutamaan Puasa Asyura Di Bulan Muharam

Pesantren-pesantren di jakarta berikut dibawah yeng telah di rangkum oleh Jalurkilat.com  berdasarkan kemapanan dan perkembangannya yang cukup pesat dan besar serta di asuh oleh Kyai-Kyai besar yang sudah jelas sanad ke ilmuan nya.  Sebagian pesantren kami pilih karena memiliki kekhasan dalam bidang pengajarannya, seperti menghafal al-Quran atau hadis dan ilmu hadis.

1. Pesantren Asshiddiqiyah

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pondok Pesantren Asshiddiqiyah didirikan pada tahun 1406 H ( Bulan Juli 1985 M ) oleh DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ. Pondok Pesantren Asshiddiqiyah telah membuka 11 Pesantren yang tersebar di beberapa daerah : Kedoya – Jakarta, Batu Ceper Tangerang, Cimalaya – Karawang, Serpong – Tangerang, Cijeruk – Bogor, Musi Banyuasin – Sumsel, Way Kanan – Lampung, Gunung Sugih – Lampung, Cianjur – Jawa Barat.

Asshiddiqiyah memiliki beberapa jenjang pendidikan, mulai Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah, MTs, MA, Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah, dan Pesantren DIKTERAPAN. Bahkan Asshiddiqiyah juga membukan beberapa jenjang pendidikan umum seperti: SMP, SMA dan SMK.

Selain itu ada beberapa ekstrakulikuler menarik yang dimilikinya. Yaitu, Pramuka,  PMR dan KKR,  Paskibraka, Drum Band, Qasidah, Kaligrafi, silat, karate, dan bagi yang jago main alat musik, pesantren ini juga menyediakan kegiatan ekstra berupa Music Band.

Pesantren yang sampai saat ini masih dipimpin K.H. Noer M. Iskandar ini mengusung misi “Menyelenggarakan Pendidikan berbasis Agama Islam, Teknologi Modern, dan Ekonomi Kerakyatan mulai dari pendidikan Usia Dini Hingga Pendidikan Tinggi.”

2. Pesantren Darunnajah

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pondok Pesantren Darunnajah adalah Pesantren Modern yang berkembang di 17 lokasi di seluruh Indonesia. Dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Banten, Bengkulu, Riau, Lampung, sampai Kalimantan. Ada 57 satuan Pendidikan dengan 10 ribu santri lebih.

Jenjang pendidikan di Darunnajah lengkap dari Paud, TK, SD, TMI (setara SLTP/SLTA atau setingkat SMP/Mts – SMA/Madrasah Aliyah) sampai Perguruan Tinggi, juga Tahfidz Al-Qur’an. Akreditasi A. Bahkan pesantren ini sudah diakui kualitasnya oleh pemerintah dan masyarakat.

Pondok Pesantren Darunnajah memiliki kegiatan menarik bagi santri-santrinya. Kegiatan ekstra kurikuler diatur rapi, setiap hari, sepanjang tahun. Santri-santri Darunnajah dikenal baik, sopan, santun, pintar, terampil dan berprestasi.

Kurikulum Pondok Pesantren Darunnajah adalah perpaduan kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor, Kurikulum Nasional dan Pesantren Salaf. Pelajaran-pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris diajarkan langsung dengan bahasa aslinya. Jadi jangan khawatir ketinggalan zaman.

3 Pesantren Daarul Rahman

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pondok Pesantren Daarul Rahman berdiri pada tanggal 11 Januari 1975 di atas lahan wakaf seluas kurang lebih 5.085 M2, terletak di jalan Senopati Dalam II, No. 35 A Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

Pesantren ini didirikan oleh K.H. Syukran Makmun dan dibantu kawan-kawannya. Bahkan hingga sekarang, pesantren ini masih diasuh langsung oleh K.H. Syukran Makmun.

Mulai didirikan, pesantren ini menggunakan sistem pendidikan terpadu yaitu perpaduan antara sistem yang ada di pondok pesantren Modern Gontor Ponorogo, dengan dua bahasa sebagai ciri khasnya, dan sistem Pondok Pesantren Salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab kuning.

Sampai saat ini, Daarul Rahman sudah memiliki tiga pondok cabang. Jenjang pendidikan yang ada di pondok ini adalah Tsanawiyah dan Aliyah (setingkat SMP dan SMA).

4. Pesantren Daar El-Qolam


10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pondok Pesantren Daar el-Qolam didirikan pada tanggal 20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief atas perintah ayahnya H. Qasad Mansyur. Kyai Rifa’i adalah alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur tahun 1966. Selepas pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di pondok tersebut selama dua tahun, beliau kembali ke kampung halamannya untuk membantu ayahnya mengelola Madrasah Ibtidaiyah Masyariqul Anwar.

Dewasa ini Pondok Pesantren Daar el-Qolam telah berkembang pesat menaungi 4 institusi pendidikan yakni Daar el-Qolam 1, 2, 3 dan 4. Sebagai upaya kaderisasi kepemimpinan yang dimotori oleh Kyai Syahiduddin sebagai pengemban amanat pertama, maka Daar el-Qolam pada tahun 2009 diamanatkan kepemimpinannya kepada KH. Nahrul Ilmi Arief untuk memimpin Daar el-Qolam 1 & 4. Sedangkan Daar el-Qolam 2 kepada KH. Odi Rosihuddin dan Daar el-Qolam 3 kepada al-Ustadz Zahid Purna Wibawa.

Pendidik dan pengajar di pesantren ini berasal dari lulusan beberapa perguruan tinggi ternama, baik dari luar maupun dalam negeri. Semua guru tinggal dan hidup bersama santri, dalam satu kawasan pondok pesantren. Sehingga bisa selalu mengawasi aktifitas dan kegiatan santri di pesantren.


Pesantren ini juga menggunakan dua bahasa sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga para santri terbiasa dengan bahasa asing yang digunakan untuk diamalkan nantinya. Mulai Daar el-Qalam 1 hingga 4, semuanya memiliki deferensiasi tersendiri yang berlandaskan kaedah al-muhafadhatu alal qadim asshalih wal akhdu bil jadid al-ashlah.

5. Pesantren Daarul Qur'an

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pesantren yang didirikan oleh Ust. Yusuf Mansur ini bermula dari sudut sempit Musholla Bulak Santri yang bersebelahan dengan makam desa, di tempat inilah berawal aktivitas PPPA Daarul Qur’an mengusung visi dan cita-cita besar.

PPPA Daarul Qur’an berkonsentrasi dalam upaya membangun kesadaran masyarakat untuk kembali pada Al-Qur’an, dengan menggulirkan program-program yang bertujuan untuk membibit dan mencetak penghafal Qur’an. Ini lah yang menjadi ciri khas pesantren ini, yaitu tahfiz quran.

Beberapa kegiatan pesantren yang juga menjadi metode khas dari Daqu adalah Shalat Berjamaah & Jaga Hati, Jaga Sikap, Tahajjud, Dhuha & Qabliyah Ba’diyah, Menghafal & Tadabbur Al-Qur’an, Sedekah & Puasa Sunnah, Belajar & Mengajar, Doa, Mendoakan & Minta Didoakan, Ikhlas, Sabar, Syukur & Ridho. Beberapa hal tersebut disebut sebagai Daqu Method, yang menjadi kekhasan dan model pembelajaran di pesantren ini.

6. Pesantren Darul Ulum Lido

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Pesantren Modern Daarul `Uluum memiliki jenjang pendidikan resmi dengan bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Pada awal berdiri, pesantren ini mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Semakin lama santri yang ada semakin banyak, hingga mencapai 800-an santri. Semua itu tidak dapat dipungkiri berkat nama besar KH. Elon Syuja`i dan juga buah dari gaya menejerial Drs. KH. Ahmad Dimyati, sang pendiri, yang begitu memperhatikan santri-santrinya.

Kegiatan Santri Pesantren Modern Daarul ‘Uluum Lido selama 24 jam wajib menetap di dalam komplek Pondok Pesantren. Semuanya wajib mengikuti rangkaian disiplin pesantren yang telah ditentukan.

Kurikulum yang dipakai menggunakan dua model kurikulum.  Pertama, Kurikulum al-‘ulûm al-tanzîliyyah yang meliputi Qur’an wa ‘ulumuhu, Hadits wa Mushthalahuhu, Fiqh wa Qawaiduhu wa ushuluhu, Tarbiyah, Mantiq, Qawaid (Nahw & Sharf), Balaghah, Mahfuzhat, Faraid, Tauhid, Tarikh Islam, Muthala’ah, Insya’ wa al-Ta’bir, al-Lughah al-‘Arabiyah. Kedua, Kurikulum al-‘ulûm al-kauniyyah yang meliputi Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah, Ekonomi, Geografi, Matematika, Kewarganegaraan, Guidance & Counseling, Psikologi, Sosiologi & Antropologi, Bahasa Inggris & Grammar, Bahasa dan Sastra Indonesia. Seluruh kurikulum tersebut dipadukan di dalam sebuah system pengajaran langsung (direct method / al-thariqah al-mubasyirah) secara integral dan komprehensif selama 24 jam.

7. Pesantren Darus Sunnah

10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now


Darus sunnah merupakan pesantren yang fokus mempelajari ilmu hadis yang didirikan oleh Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, MA., seorang ahli hadis Indonesia yang pernah dipercaya oleh pemerintah Indonesia sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal mulai September 1999 hingga April 2016.

Pesantren ini bermula dari pengajian yang diselenggarakan di kediaman Kiai Ali dan berawal dari tiga orang santri, yang lambat laun menjadi semakin banyak sehingga menuntut Kiai Ali mengembangkan pesantren dan membangun beberapa bangunan baru.

Pesantren ini terletak di Jl, Inpres 02/09 Cireundeu Ciputat Timur, yakni tepat berada di belakang kampus kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Karena keahlian Kiai Ali dalam bidang hadis, pesantren ini pun fokus pembelajarannya terhadap ilmu hadis dan hadis. Awalnya pesantren ini didirikan khusus untuk mahasiswa. Namun tiga tahun terakhir, pesantren ini mulai membuka Madrasah 6 Tahun yang setara dengan SMP dan SMA. Walaupun madrasah, fokus kajiannya masih tentang hadis dan ilmu hadis.

Sampai saat ini, madrasah darus sunnah hanya menerima santri laki-laki karena fasilitas yang terbatas. Selanjutnya jika fasilitas dan lokal gedung mencukupi, pesantren akan segera menerima pendaftaran bagi santri madrasah perempuan.

8. Pesantren Al Kaustar



Berawal dari kesadaran, idealisme, dan semangat untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan Islam yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di bidang ilmu pengetahuan dan berakhlak mulia, maka di kaki Gunung Salak ini sejak tahun 1997 dibangun sebuah kompleks pendidikan yang asri dan lengkap : Kampus Al Kausar Boarding School.

Dengan konsep pendidikan sekolah berasrama (internat) yang memadukan antara kurikulum Depdikbud dan penanaman nilai-nilai keislaman, tentu ini merupakan perpaduan yang tepat dan kondusif untuk terciptanya sebuah sekolah yang dapat mengembangkan potensi murid secara komprehensif meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik yang diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah, asrama, maupun kehidupan sehari-hari.

Melalui 3 Standar Kompetensi Siswa, yakni Kompetensi Kepribadian Islami, Kompetensi Penguasaan IPTEK, serta Kompetensi Kepemimpinan, Ketrampilan dan Kemandirian, tentu akan tercipta suasana “MENGASAH AKAL dan MEMBINA BUDI” sehingga tercapai visi Al Kausar yaitu menjadi sekolah terbaik yang dapat menghasilkan calon-calon pemimpin masa depan yang berkepribadian Islami, menguasai IPTEK, terampil, dan mandiri.

9. Pesantren Al Hamid



Berdirinya Pondok Pesantren Al Hamid Jakarta dilatar belakangi keinginan seorang Ulama kharismatik Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri yang juga pencetus “Dzikrul Ghofilin” dan Jam’iyah Semaan “Jantiko Mantab” yaitu K.H. Chamim Jazuly yang lebih dikenal dengan Panggilan “Gus Miek” untuk memiliki Pesantren di Jakarta. Keinginan beliau ini disampaikan kepada H. Hamid yang merupakan pengagum dan pengikut beliau yang notabene adalah seorang pengusaha swasta di Jakarta. Dengan restu dari Gus Miek, H. Hamid menekadkan diri untuk mewujudkan keinginan guru yang paling dikaguminya tersebut.

10. Pesantren As Ziyadah



Berdirinya Pondok Pesantren Az-Ziyadah yang terletak di Tanah 80 Kelurahan Klender Duren Sawit Jakarta Timur berawal dari pengajian Halaqoh di masjid Al-Husna yang sudah ada sejak tahun 1912an yang didirikan dan di kelola oleh seorang Bek Muhajir dan Ustadzah Anisah Ayah dan Ibu dari KH. Ahmad Zayadi Muhajir. Pada tahun 1938an Bapak KH. Ahmad Zayadi Muhajir mulai mendapat giliran sebagai pelanjut estafet peninggalan kedua orang tuanya tercinta untuk memimpin dan melestarikan lembaga tersebut dengan membuka kegiatan pesantren system sorogan yang diikuti oleh puluhan santri.

Dalam perkembangan selanjutnya pengajian Halaqoh dan system sorogan semakin melembaga secara eksis didukung oleh masyarakat luas, sehingga banyak para jama’ah yang tertarik untuk menitipkan anak-anaknya agar dididik dan dibina oleh Bapak KH. Ahmad Zayadi Muhajir menjadi kader ulama masa depan, maka pada tahun 1948 berdirilah Pondok Pesantren Az-Ziyadah yang di dalamnya terdapat ratusan santri yang muqim (di Masjid) dan pulang pergi dengan system belajar masih bentuk sorogan, perkembangan terus mengalami peningkaatan sehingga pada tahun 1960an para santri yang muqim sudah memiliki asrama atas swadaya  masyarakat dan orang tua/ wali.

KH. Ahmad Zayadi Muhajir disamping dikenal sebagai Ulama Kharismatik juga memiliki keluasan ilmu yang selalu tangguh pendirian dalam melestarikan tradisi lama namun tetap terbuka dengan tradisi modern yang baik dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Karena kealimannya beliau juga dikenal sebagai seorang Mu’alim sehingga beliau mendapat panggilan dai masyarakat luas “Mu’alim Jayadi”. Karena kealimannya pulalah beliau selalu merespon kebutuhan umat dengan bijak sesuai dengan tuntutan zaman,  Pondok Pesantren Az-Ziyadah menyelenggarakan program pendidikan dengan system klasikal berkurikulum Salafiyah berijazah lokal Pondok Pesantren Az-Ziyadah, terbukti santri yang ikut belajar pada tahun 1972 mencapai angka lebih dari 2000 santri.




No comments for "10 Pondok Pesantren Terbesar Di Jakarta Untuk Santri Zaman Now"